Doshermanashoy.com – La Guía de Dos Hermanas (Sevilla)

Toda la información de la ciudad de Dos Hermanas; el tiempo, noticias, callejero, empresas, teléfonos, información, actividades, cartelera de cine

Negara Eropa Prospek Ekonomi Terbaik

Negara Eropa Prospek Ekonomi Terbaik -Sebagian besar negara-negara di dunia saat ini tengah mengalami perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.

Sebagian besar negara-negara di dunia saat ini tengah mengalami perlambatan ekonomi yang cukup signifikan. Bahkan, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, Tiongkok, dilaporkan tengah mengalami perlambatan ekonomi paling buruk selama 27 tahun terakhir.

Walau demikian, di tengah perlambatan ekonomi global, terdapat juga negara-negara yang justru memiliki potensi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi daripada negara-negara lain di dunia. Hal ini terungkap dalam sebuah rilis penelitian oleh perusahaan konsultan manajemen internasional KMPG Global. agen bola

Mereka menganalisis data selama dua dekade sekaligus mengukur kinerja 180 negara di 26 kategori. Namun, terdapat lima kategori utama yaitu stabilitas makroekonomi, keterbukaan, kualitas infrastruktur, kualitas institusi, dan pembangunan manusia. Lalu, negara mana yang menjadi juara potensi pereknomian terbaik di dunia? sbotop

Adalah Swiss juaranya. Meskipun sudah menjadi negara maju yang kaya, Swiss diberi nilai tertinggi yang berarti kemungkinan besar akan melihat tingkat produktivitas yang kuat (tingkat output ekonomi yang tinggi) yang akan mendorong pertumbuhan secara keseluruhan. Negeri Kincir Angin Belanda dan Singapura secara berturut-turut membuntuti Swiss. https://www.americannamedaycalendar.com/

Sementara dalam kategori infrastruktur, institusi, dan keterbukaan, Swiss juga mendapat nilai tinggi dalam peringkat KPMG. Dalam laporannya, KMPG menyebut bahwa pendidikan adalah area yang membutuhkan perhatian.

“Skor Swiss dalam pendidikan di bawah rekan-rekan seperti Jerman, Belanda, Finlandia dan Denmark,” cetus Yael Selfin, kepala ekonom KPMG di Inggris. “Diperlukan waktu hingga 10 tahun untuk perbaikan pendidikan guna dimasukkan ke dalam pasar tenaga kerja, dan karena itu akan baik untuk juga fokus pada peningkatan keterampilan pekerja melalui pelatihan di tempat kerja.”

Selain itu, Swiss baru-baru ini juga dinobatkan sebagai tempat terbaik di dunia untuk hidup dan bekerja oleh HSBC. Sebanyak 80% orang yang pindah ke Swiss mengatakan, mereka senang dengan iklim ekonominya. Menurut OECD, negara Eropa kecil itu memiliki salah satu ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2018.

Berikut adalah 10 negara dengan prospek pertumbuhan ekonomi terkuat di dunia versi KMPG mulai yang terbaik; Swiss, Belanda, Singapura, Denmark, Luksemburg, Finlandia, Norway, Swedia, Selandia Baru, dan Kanada.

Sementara itu, perdagangan internasional yang semakin intens justru membuat Amerika Serikat berada di belakang negara-negara lain dalam hal pertumbuhan ekonomi. AS sendiri berada di peringkat ke-20, jatuh di belakang negara-negara maju lainnya karena kinerja yang buruk pada stabilitas dan keterbukaan ekonomi makro yang skor masing-masing hanya 2,67 dan 0,67 dari 10.

Meskipun skor relatif baik dalam peningkatan SDM, tercatat bahwa harapan hidup di Amerika Serikat justru menurun di tengah krisis opioid negara itu. AS yang berada di urutan 13, juga tertinggal di belakang stabilitas makroekonomi dan keterbukaan di tengah ketidakpastian Brexit yang berkepanjangan.

Laporan tahunan Global Prosperity Index yang dikeluarkan oleh lembaga riset The Legatum Institute memperlihatkan kondisi kesejahteraan di 149 negara di dunia. Salah satu faktor untuk mengukur kesejahteraan sebuah negara adalah dengan melihat kestabilan ekonomi di negara tersebut.

The Legatum Institute mengukur stabilitas ekonomi tidak hanya dengan melihat ukuran dan kekuatannya. Efisiensi sektor keuangan, keterbukaan, hingga kesempatan ekonomi yang dapat didapat oleh warga negara juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.

Ekonomi eropa dinilai kian memburuk setelah produksi industri di Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut anjlok.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (7/6/2019), produksi industri Jerman pada April 2019 dilaporkan anjlok dan menjadi yang terburuk dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Pada saat yang sama, bank sentral negara tersebut memberikan penilaian yang suram terhadap prospeknya sehingga menunjukkan kondisi kemerosotan yang terus-menerus terjadi di negara tersebut.

Kondisi itu dipengaruhi oleh tensi perdagangan, penjualan mobil yang melemah, dan permintaan global yang menurun sehingga membebani ekspor.

Dengan situasi tersebut, pejabat di European Central Bank (ECB) mulai khawatir pelemahan tersebut bakal berdampak ke sektor lain dari ekonomi kawasan. Pasalnya, sejauh ini sektor jasa harus menopang pertumbuhan.

“Isu kuncinya adalah: berapa lama sisi perekonomian lain dapat dihindarkan dari sektor manufaktur yang terus melemah? Saya pikir itulah yang ada dalam pikiran pemangku kebijakan,” kata Presiden ECB Mario Draghi ketika menyimpulkan kondisi tersebut setelah mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan.

Dalam sebuah survei baru-baru ini, pembuat kebijakan di Eropa sebenarnya hanya memiliki sedikit kabar baik untuk dijadikan pegangan. Kendati beberapa ukuran kepercayaan telah naik, survei hanya menunjukkan pertumbuhan moderat, dan ukuran pasar terkait ekspektasi inflasi telah jatuh ke rekor terendah.

Ekspansi di Jerman dan kawasan Eropa sebenarnya tumbuh lebih kuat dari yang diharapkan pada awal tahun. Namun, laju itu diperkirakan akan turun pada kuartal ini.

Untuk setahun penuh, para ekonom memperkirakan pertumbuhan 1,2% untuk blok mata uang, turun dari 1,9% pada 2018 dan merupakan yang terlemah sejak 2013.

Investor yang terus melihat prospek yang buruk untuk wilayah ini pun memicu permintaan untuk keamanan surat utang. Kondisi itu mendorong dengan kuat imbal hasil utang 10-tahun Jerman di bawah nol.

Banyak investor juga mempertanyakan langkah apa yang dapat dilakukan ECB, mengingat suku bunga berada pada rekor terendah dan menghadapi ketentuan batasan utang.

“Pasar berpikir keadaan mungkin akan menjadi lebih buruk dan karena itu mereka mungkin harus melonggarkan kebijakan lebih lanjut,” kata John Wraith, seorang analis di UBS, di Bloomberg Television.

Kendati begitu, dalam sebuah wawancara, anggota Governing Council ECB Vitas Vasiliauskas mengatakan prospek inflasi di kawasan Eropa ‘tidak buruk’. Ppembuat kebijakan, jelasnya, tidak akan terburu-buru melakukan tindakan apa pun.

“Informasi sangat beragam, dan saya akan mengatakan pendekatan yang tepat hanya menunggu, karena semuanya berubah sangat cepat,” tegasnya..

Seperti diketahui, tidak lama setelah laporan industri Jerman dipublikasikan, Bundesbank, bank sentral Jerman, mengeluarkan penilaian ekonomi terbaru dan memotong proyeksi 2019 dari 1,6% menjadi 0,6%.

“Setelah periode booming, ekonomi di Jerman saat ini terasa dingin. Industri menderita akibat lesunya perkembangan ekspor,” demikian laporan bank sentral.

Presiden Bundesbank Jens Weidmann memberikan nada yang lebih positif dengan prediksi bahwa pada paruh kedua 2019 kondisi ekonomi akan lebih baik.

Dalam sebuah survei baru-baru ini, pembuat kebijakan di Eropa sebenarnya hanya memiliki sedikit kabar baik untuk dijadikan pegangan. Kendati beberapa ukuran kepercayaan telah naik.

Violet Murphy

Back to top